Karena dipakai memantau arus keluar masuk maka digunakan amperemeter dengan skala (-) hingga (+). Saya pilih amperemeter 30 A karena alternatornya juga cuman 45 A dan skalanya lebih terbaca. Akurasinya adalah 5 A(skala terkecil 10A). Sebenarnya di toko dijual juga yg 50A dengan harga sama yaitu 20 rb, tapi skala terkecilnya 25 A (akurasi 12,5 A). Berikut ampermeter yang saya beli :
Memasang amperemeter itu mudah, hanya memerlukan kabel 3 mm sepanjang 4 meter. Tetapi memerlukan ketrampilan dan kerapihan dalam memasang terminal/sekun berikut isolator2-nya. Kalau anda tidak ahli mendingan serahkan ke bengkel atau mintalah bimbingan sama yang ahli agar tidak konslet dan kebakaran. Selanjutnya dimanakah kabel amperemeter dipasang ? Lihat gambar 1 berikut :
Kalau amperemeter dipasang seri (disisipkan seperti memasang sekering) di kabel kuning maka hanya terbaca arus keluar dari alternator (tidak diketahui arus charging ke accu, tidak diketahui arus accu yang dipakai mobil).
Kalau amperemeter dipasang seri di kabel hijau maka hanya terbaca accu yang dipakai mobil (tidak diketahui arus charging ke accu, tidak diketahui tepat berapa arus keluar dari alternator).
Kalau amperemeter dipasang seri di kabel hitam dinamo starter yang segede jempol, maka hanya terukur arus yang dipakai dinamo starter saat menghidupkan mobil. Susah lagi motong/masangnya dan bisa jadi amperemeter langsung jebol :D .
Kalau amperemeter dipasang seri di kabel merah maka akan diketahu arus charging accu dari alternator, dan discharging accu untuk lampu dsb. Karena amperemeter digunakan untuk memantau kondisi accu dan alternator maka amperemeter disisipkan di kabel merah. Lihat gambar 2 :
JANGAN PASANG AMPEREMETER di colokan pemantik api.
Kabel yang saya gunakan kabel 4 mm sehingga sedikit susah dipasang di terminal/sekun.
Kabel biru 4 mm, kawat jemuran 2 mm, paku 10 cm, baut 10 dan kabel 3 mm. Paling gampang samakan dengan kabel di mobil (paling 2.5 mm atau 3 mm). Besarnya diameter kabel tidak sembarangan. Untuk arus 30 A maka dibutuhkan kabel minimal AWG 14 atau 2.5 mm keatas.
Berikut hasil pengukuran saat mobil diam stasioner :
charging accu sekitar 3 A (accu hampir full) |
Lampu dekat menyala, accu discharging 5A. Minus artinya arus keluar dari accu, kalau plus artinya arus masuk accu. |
Lampu jauh menyala, accu discharging hampir 10 A |
Lampu jauh dan wiper menyala, accu discharging hampir 10 A |
Sebulan lalu pada sabtu sore-malam saya kondangan ke hotel Gino Ferruci. Berangkat jam 16.00 sore dari ujungberung mampir ke teluk buyung via gasibu-pasteur. Jalan macet parah, sampai gunung batu jam 17.30. Batal ke teluk buyung, balik lagi pasteur-dago-braga yang macet habis. Sampai jl dago jam 19.00 dan datang kondangan jam 20.00. Habis kondangan, mobil tidur digarasi. Seminggu kemudian, mobil mau dipakai lagi.. accu tak mampu memutar dinamo starter. Cetak-cetek doang relay dinamonya. Accu diangkat dan airnya dibawah level, sekitar 3 cm dibawah level terendah. Ditambah air aki hingga level maksimum dan dicharge semalam, paginya hanya bisa muter dinamo sekali tanpa mesin sempat hidup. Angkat lagi accu, tambahi EDTA dan dicas semalam. Buka filter udara, siram karburator dengan bensin, hidupkan rotak 10 detik, tarik choke dan langsung jreng hidup. Mobil dipanasi saja, takut mogok euy :D . Angkat lagi accu dan di charge, kali ini pakai amperemeter.. diamati arus charging. Ternyata 3 hari 3 malam arus stabil di 600 mA... aki bocor, soak.. rusak :D .
Jadi yang terjadi adalah aki overdischarge, dipakai bermacet-macetan berjam-jam dengan memakai lampu.. maka arus terus menerus keluar tanpa sempat dicharge. Masih untung bisa distarter saat pulang kondangan :D . Dengan memakai ampermeter maka kondisi discharge terus menerus terpantau, matikan lampu agar accu dicharge saat macet berjam-jam. Saat parkir, semua lampu mati, maka pasti arus charging langsung melonjak besar.. biarkan hidup stasioner barang 15-30 menit buat ngisi accu dulu :D .
Btw, usia accu memang sudah 4 tahun persis, dibeli november 2010. Jadi yah sudahlah ganti aki baru saja.
Waspada jika mobil hidup diam tak bergerak berjam-jam karena macet pada malam hari. Ada kemungkinan arus accu terkuras (air accu bisa berkurang banyak) dan jadi gagal menghidupkan accu.
Tiap 4-6 bulan sekali, lakukan pemeriksaan secara berkala pada accu. Angkat accu dari mobil, tambahkan air accu jika kurang dan charge hingga penuh.
Btw, usia accu memang sudah 4 tahun persis, dibeli november 2010. Jadi yah sudahlah ganti aki baru saja.
Waspada jika mobil hidup diam tak bergerak berjam-jam karena macet pada malam hari. Ada kemungkinan arus accu terkuras (air accu bisa berkurang banyak) dan jadi gagal menghidupkan accu.
Tiap 4-6 bulan sekali, lakukan pemeriksaan secara berkala pada accu. Angkat accu dari mobil, tambahkan air accu jika kurang dan charge hingga penuh.
jangan ketinggalan informasi mobil honda bandung www.mobilhondabandung.id
ReplyDeleteKang tanya donk,
ReplyDeletetapping kabel yang dari alternator sama daro konci kontak yg mana ya fisiknya..saya pake mobil suzuki esteem
hatur nuhun
mau tanya om... di mobil saya mazda 808 1974 pada dashboard sudah ada amperemeternya, beberapa waktu yang lalu karena suatu hal kabel body nya di utak atik mekanik instalasi, yang membuat amperemeternya ga berfungsi... apakah jalurnya tetap memotong (seri) arus dari aki ke kabel instalasi/alternator mobil? mengingat kabel bawaannya tidak besar....apakah jika di paralel hasilnya berbeda?
ReplyDeleteterima kasih salam dari Sunu di Semarang
mau tanya mas..
ReplyDeletemobil saya (mazda 808 th 74) sudah ada amperemeternya (bawaan di dashboard), namun suatu ketika ada perbaikan instalasi,amperemeter jadi tidak berfungsi.. untuk memfungsikannya lagi, apakah jalurnya tetap memotong (seri) dari aki ke instalasi bodi & alternator? mengingat kabel bawaannya tidak ada yang berukuran besar. seandainya sambungan secara paralel apakah bisa berfungsi?
terima kasih mas....
1. Tetap memotong seri.
ReplyDelete2. Bisa ditambah kabel paralel dengan kabel aslinya