Relay adalah semacam saklar yang digerakan listrik. Loh saklar listrik kok digerakan listrik? Apa maksudnya? Contohnya relay lampu, jika lampu menggunakan lampu halogen 120 watt misalnya. Berarti harus menggunakan kabel yang kuat 120 watt/12 volt = 10 Ampere. Sementara lampu asli dari pabrik bawaan hanya 60 watt (misalnya) yang memakai kabel dengan KHA(Kekuatan Hantar Arus) 5 Ampere. Jika lampu 60 watt ini diganti 120 watt maka kabel KHA 5 A dilewati arus 10 A, yah kabel jadi panas.. melepuh dan hangus. Yang memicu konsrtleting dan kebakaran. Jadi kabel KHA 5A harus diganti kabel KHA 10A. Masalahnya :
- Ganti kabel hingga switch di dashboard --> repot dan mahal
- kabel KHA 10A jadi panjang --> mahal juga
Jadi digunakan relay. Dengan relay ini maka saklar didashboard seolah dipindahkan dekat lampu dan accu. Saklar di dashboard digunakan untuk menyaklar relay yang berada di dekat lampu dan accu. Karena arus yang digunakan untuk menggerakan relay sangat kecil, sekitar 0.07 A - 0.14 A maka instalasi kabel yg KHA 5A tadi tidak usah diganti. Selanjutnya penyaklaran lampu dilakukan oleh relay. Relay lampu biasanya bisa menyaklar arus hingga 30 - 40 A. Nah baru kabel dari accu ke lampu yang disaklar relay menggunakan kabel besar, misalnya pakai kabel KHA 10 A. Agar kabel besar tidak berpanjang-panjang maka relay diletakan di dekat accu dan lampu atau dinamo starter.
Bagaimana cara kerja relay?
Pada gambar diatas adalah relay 5 kaki, pada relay 4 kaki maka tidak ada kaki 87a. Terlihat antara kaki 85 dan 86 terdapat kumparan/koil. Koil ini jika dialiri listrik maka menjadi magnet yang menarik saklar kearah kaki 87, jika tidak ada arus pada koil maka saklar terlepas kembali ke titik 87a. Jika antara kaki 85 dan 86 tidak terdapat arus yang mengalir maka saklar tetap parkir di 87a, menghubungkan kaki 30 dan 87a, hubungan kaki 30 dengan kaki 87 terputus. Pada relay 4 kaki berarti hubungan kaki 30 dengan kaki 87 terputus. Tapi jika dialiri arus pada kaki 85 dan 86 maka saklar tertarik parkir di kaki 87, menghubungkan kaki 30 dengan kaki 87. Jadi dengan meng-ON-OFF-kan listrik pada kaki 85 dan 86 maka hubungan kaki 30 dengan kaki 87 juga jadi ikut ON-OFF.. ini yang disebut relay. ON-OFF pada kaki 85 dan 86 hanya butuh arus 0.07 A - 0.14 A, sementara saklar kaki 30 dan 87 mampu mengalirkan arus hingga 30 - 40 A.
Aplikasi pada lampu misalnya :
Aplikasi pada dinamo starter :
Biasanya relay digunakan untuk menyaklar solenoide starter, padahal solenoide starter itu juga relay :D .
Pada sistem starter diatas terlihat kabel kontak-relay dan kontak accu pakai kabel KHA 0.5 A sementara kabel relay-dinamo-accu pakai kabel KHA 30 A.
Pada sistem starter diatas, kaki 30 terpasang ke accu melalui sebuah sekering. Titik 30 ini SELALU pada tegangan sekitar 12 volt. Kaki 87 terhubung ke trigger solenoid starter. Atau bisa jadi terbalik pemasangannya, titik 30 ke solenoid dan titik 87 ke (+) accu. Asumsinya selanjutnya adalah titik 87 ke solenoid dan titik 30 ke (+) accu.
Solenoid starter |
Solenoid selalu terpasang pada dinamo starter |
Jika lampu test tidak menyala saat ditempelkan di titik 30 maka berarti ada kabel atau sekering yang putus.
Jika lampu test selalu menyala di titik 30, dan nyala-mati di titik 86 mengikuti kontak, tapi tidak nyala di titik 87 berarti relay rusak. Untuk daruratnya, cabut relay dan hubungkan titik 86 dengan titik 87 memakai kabel.
Lampu DC 12 volt sebagai lampu test |
Testpen DC sumber gambar : danangedewa.com |
Contoh penggunaannya : Capit buaya di jepitkan pada massa/body mobil atau (-) accu. Ujung obeng ditempelkan pada titik yang ditest.
gambar : otomodif.otomotif.com |
No comments:
Post a Comment